Ingin mempunyai kendaraan bermotor yang awet tentu saja harus mau memperhatikan pemeliharaan semuanya yaitu body motor , kelistrikannya serta oli mesin. Semua itu harus benar benar diperhatikan agar motor dapat berfungsi dengan baik.Karena salah satu kenyamanan dan keselamatan pengendara juga dipengaruhi oleh hal tersebut diatas.Dalam tulisan ini penulis hanya akan membahas sedikit mengenai oli mesin .
Sistem pelumasan pada mesin kendaraan bermotor menjadi hal yang penting karena menyangkut banyak hal. Salah memakai oli, kendaraan akan terasa tidak bertenaga dan dalam jangka panjang dapat merusak mesin. Dalam memenuhi kebutuhan oli mesin , setiap oli mesin mempunyai beragam kode di kemasannya dan ini sebagai petunjuk digunakan untuk mobil teknologi mesin berbeda.
Dikutip dari Toyota Astra Motor, ada dua kode internasional yang umum digunakan pada setiap produsen oli. Kedua kode tersebut adalah SAE (Society of Automotive Engineers) dan API (American Petrolium Institute). SAE merupakan badan internasional yang menjelaskan kekentalan oli.
Hal ini berpengaruh pada saat pengaliran minyak pelumas serta ketahanannya di suhu udara. Kode pada SAE juga menunjukkan kemampuan suatu oli dalam menjaga stabilitas kekentalan terhadap pengaruh suhu mesin dan lingkungan baik itu dingin atau panas.
Jika angka indeks SAE kecil artinya oli semakin cair. Sehingga kemungkinan oli untuk membeku atau mengeras pada suhu rendah semakin kecil. Ini berguna ketika mesin mobil dinyalakan pada suhu dingin, misalnya saat musim salju di negara-negara Eropa atau Amerika. Pada oli mesin mobil biasanya diikuti huruf W singkatan dari winter (musim dingin) yang artinya penggunaan oli tersebut bisa sampai -20 derajat celcius. Misalnya SAE 5W, SAE 10W atau SAE 20W.
Setiap pabrikan kendaraan bermotor selalu merekomendasikan pelumas yang cocok. Spesifikasi pelumas itu telah disesuaikan dengan kondisi mesin yang dibuat pabrikan . Perwakilan Japan Automobile Manufacturers Association (JAMA) atau asosiasi produsen mobil Jepang menjelaskan, rekomendasi itu bisa dicek di buku manual pemilik kendaraan.
Viskositas pelumas yang direkomendasikan produsen kendaraan didesain untuk mengoptimalkan performa dan durabilitas mesin. Penggunaan viskositas pelumas yang lebih tinggi (pelumas yang lebih kental) daripada yang direkomendasikan, kata Kuji, mengorbankan emisi kendaraan, boros bahan bakar, berkurangnya performa kendaraan dan kurang optimalnya kinerja mesin di kondisi suhu rendah.
Di sisi lain, penggunaan viskositas yang lebih rendah (lebih encer) dibanding yang direkomendasikan memungkinkan borosnya konsumsi pelumas, mengurangi durabilitas mesin, menimbulkan kebisingan.
Sementara viskositas pelumas yang direkomendasikan, lanjutnya, adalah pilihan terbaik untuk setiap model. Kekentalan pelumas yang sesuai rekomendasi tetap ramah lingkungan, tidak boros BBM, performa kendaraan tetap bisa diandalkan, kinerja mesin di temperatur rendah tidak dikorbankan, tidak ada kebisingan mekanikal, durabilitas mesin tetap panjang serta konsumsi pelumas tetap normal.
Kendaraan yang memiliki tenaga besar umumnya mengalami masalah pada pelumasan, yakni berkurangnya jumlah oli.
Hal itu karena tingkat kekentalan oli yang digunakan lebih encer, dan gesekan mesin terjadi lebih cepat. Tapi, kejadian berkurangnya oli juga dialami mesin mobil yang kapasitasnya kecil.
Retail Division Head Astra Otoparts, Indra Nugraha Wisuda, mengatakan, oli mesin bisa berkurang karena menggunakan oli dengan tingkat kekentalan lebih encer. Jika itu terjadi, maka oli akan menguap.
"Mobil yang agak tua enggak usah pakai oli encer, karena mudah menguap," ujarnya di Menara Mandiri, Jakarta, Jumat 23 Februari 2018.
Sementara itu, Training Development and Technical Support Astra Otoparts, Chinto Adiputra menjelaskan, penyebab berkurangnya oli ada dua. Pertama karena ada kebocoran dalam sistem pelumasan, dan yang kedua disebabkan adanya penguapan.
"Kenapa bisa menguap, salah satu kemungkinannya karena viskositas (tingkat kekentalan) tidak sesuai dengan umur kendaraan, sehingga lolos masuk ke ruang bakar," ujarnya kepada VIVA.
Sumber : Viva.co.id dan berbagai sumber
Sistem pelumasan pada mesin kendaraan bermotor menjadi hal yang penting karena menyangkut banyak hal. Salah memakai oli, kendaraan akan terasa tidak bertenaga dan dalam jangka panjang dapat merusak mesin. Dalam memenuhi kebutuhan oli mesin , setiap oli mesin mempunyai beragam kode di kemasannya dan ini sebagai petunjuk digunakan untuk mobil teknologi mesin berbeda.
Dikutip dari Toyota Astra Motor, ada dua kode internasional yang umum digunakan pada setiap produsen oli. Kedua kode tersebut adalah SAE (Society of Automotive Engineers) dan API (American Petrolium Institute). SAE merupakan badan internasional yang menjelaskan kekentalan oli.
Hal ini berpengaruh pada saat pengaliran minyak pelumas serta ketahanannya di suhu udara. Kode pada SAE juga menunjukkan kemampuan suatu oli dalam menjaga stabilitas kekentalan terhadap pengaruh suhu mesin dan lingkungan baik itu dingin atau panas.
Jika angka indeks SAE kecil artinya oli semakin cair. Sehingga kemungkinan oli untuk membeku atau mengeras pada suhu rendah semakin kecil. Ini berguna ketika mesin mobil dinyalakan pada suhu dingin, misalnya saat musim salju di negara-negara Eropa atau Amerika. Pada oli mesin mobil biasanya diikuti huruf W singkatan dari winter (musim dingin) yang artinya penggunaan oli tersebut bisa sampai -20 derajat celcius. Misalnya SAE 5W, SAE 10W atau SAE 20W.
Setiap pabrikan kendaraan bermotor selalu merekomendasikan pelumas yang cocok. Spesifikasi pelumas itu telah disesuaikan dengan kondisi mesin yang dibuat pabrikan . Perwakilan Japan Automobile Manufacturers Association (JAMA) atau asosiasi produsen mobil Jepang menjelaskan, rekomendasi itu bisa dicek di buku manual pemilik kendaraan.
Viskositas pelumas yang direkomendasikan produsen kendaraan didesain untuk mengoptimalkan performa dan durabilitas mesin. Penggunaan viskositas pelumas yang lebih tinggi (pelumas yang lebih kental) daripada yang direkomendasikan, kata Kuji, mengorbankan emisi kendaraan, boros bahan bakar, berkurangnya performa kendaraan dan kurang optimalnya kinerja mesin di kondisi suhu rendah.
Di sisi lain, penggunaan viskositas yang lebih rendah (lebih encer) dibanding yang direkomendasikan memungkinkan borosnya konsumsi pelumas, mengurangi durabilitas mesin, menimbulkan kebisingan.
ganti oli |
Kendaraan yang memiliki tenaga besar umumnya mengalami masalah pada pelumasan, yakni berkurangnya jumlah oli.
Hal itu karena tingkat kekentalan oli yang digunakan lebih encer, dan gesekan mesin terjadi lebih cepat. Tapi, kejadian berkurangnya oli juga dialami mesin mobil yang kapasitasnya kecil.
Retail Division Head Astra Otoparts, Indra Nugraha Wisuda, mengatakan, oli mesin bisa berkurang karena menggunakan oli dengan tingkat kekentalan lebih encer. Jika itu terjadi, maka oli akan menguap.
"Mobil yang agak tua enggak usah pakai oli encer, karena mudah menguap," ujarnya di Menara Mandiri, Jakarta, Jumat 23 Februari 2018.
Sementara itu, Training Development and Technical Support Astra Otoparts, Chinto Adiputra menjelaskan, penyebab berkurangnya oli ada dua. Pertama karena ada kebocoran dalam sistem pelumasan, dan yang kedua disebabkan adanya penguapan.
"Kenapa bisa menguap, salah satu kemungkinannya karena viskositas (tingkat kekentalan) tidak sesuai dengan umur kendaraan, sehingga lolos masuk ke ruang bakar," ujarnya kepada VIVA.
Sumber : Viva.co.id dan berbagai sumber
Comments
Post a Comment